Keberangkatan Kedua, Air Panas (03)
Derap langkah Ajax menjadi satu-satunya sumber kebisingan di malam ini. Semua penghuni rumah kedua milik Pantalone sudah tertidur. Hanya tersisa Ajax, Diluc, Zhongli, dan Kaeya yang masih terjaga di malam ini. Karena ini bukan pertama kali Ajax tinggal di rumah Pantalone, ia tentu sudah hapal dengan denahnya. Tak terkecuali saklar-saklar lampu yang ada di dinding yang susunananya terbilang begitu rumit. "Gelap juga kalo lampunya mati gini. Tau gitu gue bawa handphone aja," gerutu Ajax sambil terus berjalan. Tepat di langkah ke-10, Ajax sudah sampai di depan tangga. Dapat dilihat sebuah saklar yang berada tepat di dinding yang ada di dekatnya. Namun, lampu tidak juga menyala saat Ajax sudah menekannya. Beberapa kali ia menekannya, tetap tidak ada perubahan sama sekali. "Ini rusak apa, ya?" Ajax berdecak kesal. Ia heran bagaimana bisa rumah sebesar ini memiliki masalah lampu yang tidak bisa menyala? "Bentar, Kae. Lampunya mati. Kayaknya gue harus man...