Keberangkatan Kedua, Air Panas (03)


Derap langkah Ajax menjadi satu-satunya sumber kebisingan di malam ini. Semua penghuni rumah kedua milik Pantalone sudah tertidur. Hanya tersisa Ajax, Diluc, Zhongli, dan Kaeya yang masih terjaga di malam ini. 

Karena ini bukan pertama kali Ajax tinggal di rumah Pantalone, ia tentu sudah hapal dengan denahnya. Tak terkecuali saklar-saklar lampu yang ada di dinding yang susunananya terbilang begitu rumit.

"Gelap juga kalo lampunya mati gini. Tau gitu gue bawa handphone aja," gerutu Ajax sambil terus berjalan.

Tepat di langkah ke-10, Ajax sudah sampai di depan tangga. Dapat dilihat sebuah saklar yang berada tepat di dinding yang ada di dekatnya. Namun, lampu tidak juga menyala saat Ajax sudah menekannya. Beberapa kali ia menekannya, tetap tidak ada perubahan sama sekali.

"Ini rusak apa, ya?" Ajax berdecak kesal. Ia heran bagaimana bisa rumah sebesar ini memiliki masalah lampu yang tidak bisa menyala?

"Bentar, Kae. Lampunya mati. Kayaknya gue harus manggil orang buat ganti lampunya," ucap Ajax sedikit berteriak ke lantai bawah.

"Panas ...."

Ajax mengerenyitkan alisnya saat mendengar lirih suara yang ia duga berasal dari bawah tangga.

"Kaeya?" panggil Ajax. 

"Panas ...." 

Suara itu kembali. Ajax dengan seperintil keberaniannya mencoba turun ke lantai bawah.

"Kaeya?"

"Panas ...."

Terdengar kembali. Namun, kali ini suara itu semakin mengecil. 

Ajax terpaku mendapati sepasang mata yang muncul dari balik kegelapan. Ia ingin berteriak sekarang juga, tapi suaranya tertahan dan seluruh tubuhnya seolah menolak untuk digerakkan.

"Ajax."

Sentuhan pundak yang tiba-tiba membuat kepala Ajax spontan menengok ke belakang. 

Kaeya rupanya. Ajax sedikit tenang sehingga badannya bisa digerakkan kembali.

"Lagi ngapain?" 

Ajax mengelus dadanya untuk menenangkan hati yang tadi terkejut setengah mati. 

Satu detik kemudian, Ajax langsung sadar jika Kaeya berada di lantai bawah.

"Lagi ngapain?" 

Ajax langsung terjatuh dari tangga. Beruntung ia bisa melindungi kepalanya dengan kedua lengan dan membuat luka yang didapat tidak terlalu parah.

"Kenapa ribut-ribut?!" Zhongli membuka pintu kamarnya yang letaknya tak begitu jauh dari tangga. Disusul pula dengan Diluc yang juga ikut keluar dari kamar dengan setelan santainya.

Lampu di lantai bawah segera dinyalakan Zhongli menampakkan Ajax yang sudah tersungkur di lantai dengan luka di dahinya.

Dari lantai atas, terlihat sosok wanita yang muncul di instastory Ajax tengah menampakkan ekspresi marah yang luar biasa. Zhongli yang bisa merasakan dan melihatnya, segera pergi menaiki tangga. 

Na'as, sosok wanita tadi hilang seketika membuat Zhongli panik bukan kepalang. Masalahnya, ia memiliki prasangka sosok tersebut akan kembali muncul jika dilihat dari aura negatif yang keluar. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keberangkatan Pertama, Candi (01)

Keberangkatan Pertama, Candi (02)